Inilah 2 Penyesalan Terbesar Jose Mourinho dalam Karier Melatihnya

Inilah 2 Penyesalan Terbesar Jose Mourinho dalam Karier Melatihnya

Jose Mourinho, yang dikenal sebagai salah satu pelatih terbaik dan paling berkarisma LGOLUX dalam sejarah sepak bola, telah menjalani perjalanan luar biasa selama 25 tahun karier kepelatihannya. Dari Portugal hingga Inggris, Italia, dan Spanyol, Mourinho telah mengumpulkan berbagai trofi bergengsi dan membangun reputasi sebagai manajer yang tidak hanya sukses tetapi juga penuh kontroversi. 

Meskipun telah meraih banyak kesuksesan, pria yang dijuluki “The Special One” ini mengakui bahwa ada dua keputusan besar dalam kariernya yang masih ia sesali hingga kini.

Keputusan Meninggalkan Real Madrid

Penyesalan pertama Mourinho terkait dengan keputusannya untuk meninggalkan Real Madrid pada tahun 2013. Setelah tiga tahun melatih Los Blancos, di mana ia berhasil memenangkan gelar La Liga dan mengakhiri puasa gelar Copa del Rey selama 20 tahun, Mourinho memutuskan untuk kembali ke Chelsea. Diakui seharusnya ia menerima tawaran bertahan di Madrid.

Dalam wawancara dengan Corriere dello Sport, Mourinho mengungkapkan bahwa Presiden Real Madrid, Florentino Perez, menawarkan kesempatan untuk tetap bertahan dan melanjutkan pekerjaannya di Bernabeu. 

Florentino Perez pernah mengatakan ke Mourinho agar tak pergi, sudah melewati bagian tersulit, hal baik akan segera datang. Meskipun menyadari tawaran tersebut adalah nyata, Mourinho merasa waktunya di Madrid telah berakhir dan bercita-cita untuk kembali ke Chelsea setelah menghadapi berbagai tantangan di Spanyol.

Selama di Madrid, hubungan Mourinho dengan sebagian pemain dan staf klub mengalami ketegangan, sementara rivalitasnya dengan Pep Guardiola dan Barcelona semakin memanas. Meski begitu, ia berhasil meraih prestasi yang signifikan dengan memenangkan La Liga dan Copa del Rey. Keputusan untuk kembali ke Chelsea pun tidak sepenuhnya keliru, mengingat ia sukses meraih gelar Premier League dan Piala Liga di Stamford Bridge. Namun, akhir perjalanan Mourinho di Chelsea tidak semulus yang diharapkan—ia dipecat pada Desember 2015 setelah hasil buruk yang didapat oleh tim.

Insiden di AS Roma

Penyesalan kedua Mourinho muncul setelah kariernya di AS Roma, di mana ia meraih berbagai pencapaian, termasuk kemenangan di UEFA Conference League pada tahun 2022 dan melangkah ke final Europa League pada tahun 2023. Namun, perjalanan di Roma tidaklah tanpa rintangan. Salah satu momen yang paling berkesan adalah kekalahan kontroversial timnya dari Sevilla di final Liga Europa, yang diakhiri dengan adu penalti. Inilah 2 Penyesalan Terbesar

Setelah pertandingan itu, Mourinho terlibat insiden dengan wasit Anthony Taylor, yang berujung pada larangan bertanding selama empat pertandingan. Kejadian ini mengguncang dunia sepak bola, saat Mourinho melontarkan kritik tajam terhadap keputusan wasit. Kini, ia menyadari seharusnya ada langkah lain yang diambilnya pasca-kekalahan itu.

“Saya seharusnya berbicara tentang Budapest, bukan soal insiden dengan Anthony Taylor, tetapi karena saya tidak pergi segera setelah itu. Mourinho menyadari bahwa setelah momen pahit tersebut, ia seharusnya mundur dari Roma untuk memberi ruang bagi klub agar dapat melanjutkan perjalanan tanpa beban emosional yang ditimbulkan oleh insiden itu.

Refleksi ini menunjukkan sisi manusiawi seorang pelatih yang telah meraih banyak prestasi. Keputusan untuk tidak segera meninggalkan Roma setelah final Liga Europa dinilai sebagai kesalahan yang mempengaruhi hubungannya dengan klub dan pemain. Meskipun demikian, Mourinho tetap dihormati di dunia sepak bola berkat pencapaian luar biasanya di berbagai klub besar.

Jose Mourinho adalah sosok pelatih dengan visi besar dan kemampuan manajerial yang luar biasa. Namun, seperti banyak individu sukses lainnya, ia pun tak lepas dari penyesalan. Keputusan untuk meninggalkan Real Madrid lebih awal dan insiden di AS Roma adalah dua momen yang terus menghantuinya. Meski begitu, Mourinho tetap mantap dalam mengambil keputusan besar dalam kariernya—sebuah ciri khas yang menjadikannya “The Special One. “

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *